Beragama Di Dalam Masyarakat
Membahas peranan agama di dalam kehidupan sosial masyarakat tentu erat hubungannya. Agama
sebagai suatu sistem mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya emosi
keagamaan, keyakinan terhadap sikap paham kesatuan sosial yang terikat pada
agamanya. Agama dan masyarakat dapat pula diwujudkan dalam sistem symbol yang
memantapkan peranan dan motivasi manusianya, kemudian terstrukturnya mengenai
hukum dan ketentuan yang berlaku umum, seperti banyaknya pendapat agama tentang
kehidupan dunia seperti masalah keluarga, bernegara, konsumsi, produksi, hari
libur dan sebagainya.
Beragama
didalam masyarakat merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan tanpa adanya
suatu agama maka hidup kita didunia ini akan sia-sia dan hampa sehingga tidak
ada tujuan untuk apa kita hidup di dunia ini. Didalam undang-undangpun
dijelaskan dalam pasal
29 UUD 1945 yaitu.(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dan di dalam Pancasila
pada sila pertama pun ber bunyi tentang ke tuhanan yang maha Esa. Itu berarti
menjelaskan bahwa Indonesia mewajibkan tiap – tiap masyarakat atau warga Negara
nya memiliki agama atau beragama. Indonesia pun merupakan Negara yang paling
banyak umat muslimnya di dunia dan mayoritas penduduknya ber agama muslim atau
islam oleh sebab itu Indonesia sering disebut-sebut sebagai Negara islam.
Walaupun tidak semua warga atau masyarakat nya ber agama islam Indonesia.
keimanan antar umat semakin diuji. Hal ini dibuktikan dengan dituntutnya warga
masyarakat Indonesia untuk saling toleransi antarumat beragama. Baik toleransi
tentang keagamaannya hingga perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat Indonesia
yang masih menyimpan mental kedaerahan, dikhawatirkan membangun mental tersebut
dalam kehidupan keberagamaan. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, akan memicu
terjadi konflik antar umat beragama dengan saling mencemooh dan
menjelek-jelekkan agama lain serta menganggap agama nyalah yang paling benar,
seperti yang sempat terjadi beberapa tahun silam hingga terjadi pertumpahan
darah.
Disinilah
peran dari pemerintah diuji.
Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti ‘berbeda-beda tetapi tetap
satu jua’ merupakan semboyan yang luhur. Semboyan ini pula yang diucapkan
Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dalam pidatonya di Universitas Indonesia
beberapa waktu silam. Ia pun mengamini bahwa semboyan tersebut memiliki makna
yang dalam serta memiliki tujuan yang luhur, yaitu mempersatukan kemajemukan
bangsa.
Tidak sekadar semboyan belaka, Bhinneka Tunggal Ika sebaiknya menjadi semangat pemersatu bangsa karena keberagaman tiada artinya jika tidak memiliki satu tekad dan tujuan yang sama.
Maka dari itu, semangat keberagaman yang satu inilah yang patut ditanam dan ditumbuhkembangkan secara berkesinambungan dan bersama-sama agar dapat meredam, bahkan menghilangkan konflik keberagamaan yang seringkali terjadi di Indonesia.
Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat Indonesia sebaiknya mendalami kembali pemaknaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yang telah disadari oleh para leluhur bangsa beratus-ratus tahun silam. Semboyan yang mampu mempersatukan keberagaman agama dan masyarakat dari Sabang hingga Merauke agar bangsa ini tidak lagi berjalan pincang dengan selalu berkonflik di dalam negerinya sendiri sehingga tidak mampu bersaing ke pentas internasional.
Tidak sekadar semboyan belaka, Bhinneka Tunggal Ika sebaiknya menjadi semangat pemersatu bangsa karena keberagaman tiada artinya jika tidak memiliki satu tekad dan tujuan yang sama.
Maka dari itu, semangat keberagaman yang satu inilah yang patut ditanam dan ditumbuhkembangkan secara berkesinambungan dan bersama-sama agar dapat meredam, bahkan menghilangkan konflik keberagamaan yang seringkali terjadi di Indonesia.
Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat Indonesia sebaiknya mendalami kembali pemaknaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yang telah disadari oleh para leluhur bangsa beratus-ratus tahun silam. Semboyan yang mampu mempersatukan keberagaman agama dan masyarakat dari Sabang hingga Merauke agar bangsa ini tidak lagi berjalan pincang dengan selalu berkonflik di dalam negerinya sendiri sehingga tidak mampu bersaing ke pentas internasional.
Mari
kita bersama-sama eratkan genggaman tangan. Satukan visi, misi, dan hati.
Mengenyahkan segala perbedaan yang ada agar kita semakin tangguh dan menjadi
barometer dunia internasional. Tidak lagi menjadi bangsa tingkat ketiga.
Kesimpulannya
:
Agama
merupakan suatu kebutuhan dasar setiap manusia, tanpa agama tidak adanya tujuan
hidup yang akan dicapai dan di raih. Agama muncul dari adanya
kepercayaan-kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap suci dan menempati
berbagai aspek dalam kehidupan manusia yang akhirnya suatu agama atau
kepercayaan dapat melekat dan mengambil peranan penting pada seorang individu
atau masyarakat. Dengan adanya agama hidup kita akan terarah dan menjadi baik
dan benar